Konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung mungkin menandai perang AI pertama, dimana kedua belah pihak mengandalkan drone kecil untuk melakukan pengintaian, mengidentifikasi target, dan bahkan menjatuhkan bom mematikan di garis musuh. Jenis peperangan baru ini memungkinkan para komandan untuk mensurvei suatu daerah dari jarak yang aman dan menyoroti pentingnya senjata udara ringan yang dapat melakukan serangan tepat dibandingkan jet tempur yang jauh lebih mahal. Satu drone seharga $15.000 dapat menjatuhkan F-16 yang berharga puluhan juta.
Reuters kita melihat bagaimana Ukraina mengumpulkan sejumlah besar rekaman video dari drone untuk meningkatkan efektivitas batalion drone-nya.
Ceritanya mencakup wawancara dengan Oleksandr Dmitriev, pendiri OCHI, sebuah sistem nirlaba Ukraina yang memusatkan dan menganalisis video dari lebih dari 15.000 drone di garis depan. kata Dmitriev Reuters bahwa sistem telah mengumpulkan lebih dari dua juta jam video medan perang sejak tahun 2022. “Ini adalah makanan bagi AI: Jika Anda ingin mengajarkan AI, Anda memberinya 2 juta jam (video), itu akan menjadi sesuatu yang supernatural,” katanya.
Sistem OCHI pada awalnya dibangun untuk memberi militer akses terhadap rekaman drone dari semua kru di dekatnya pada satu layar, namun kelompok yang menjalankannya menyadari bahwa video tersebut dapat digunakan untuk melatih AI. Agar sistem AI dapat efektif dalam mengidentifikasi apa yang dilihatnya, diperlukan…