Kubernetes, sistem sumber terbuka yang membantu mengelola aplikasi dalam container (paket perangkat lunak yang berjalan di lingkungan terisolasi), sudah lama melanggar arus utama. Menurut jajak pendapat baru-baru ini, 60% organisasi telah mengadopsi Kubernetes, dan Gartner memperkirakan bahwa lebih dari 90% perusahaan dapat menjalankan Kubernetes dalam produksi pada tahun 2026.
Namun Kubernetes sendiri masih sulit untuk dikelola. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh perusahaan layanan komputasi Civo, 54% pengembang percaya kompleksitas Kubernetes memperlambat perusahaan mereka.
Hal ini menyebabkan munculnya vendor seperti Spectro Cloud, yang mengembangkan perangkat lunak untuk membantu mengelola Kubernetes. Spectro Cloud menyediakan penyimpanan, jaringan, dan lapisan lain, seperti keamanan, yang diperlukan untuk mengatur penerapan Kubernetes.
Spectro Cloud didirikan oleh Tenry Fu pada tahun 2019, yang sebelumnya adalah staf arsitek di McAfee, staf insinyur di VMware, dan kepala arsitek untuk grup solusi platform cloud Cisco. Fu memulai Spectro Cloud bersama Gautam Joshi dan Saad Malik, yang sebelumnya pernah bersamanya meluncurkan CliQr, sebuah startup yang membantu pelanggan mengelola aplikasi di lingkungan cloud hybrid. CliQr diakuisisi oleh Cisco pada tahun 2016 seharga $260 juta.
Solusi Spectro Cloud dapat digunakan di lingkungan on-premise, multi-cloud, dan edge, sehingga memberikan keunggulan dibandingkan beberapa pesaing. Perusahaan juga tidak fokus pada “tumpukan” atau Kubernetes tertentu…