memuat…

Pemimpin HTS Ahmed Hussein al-Sharaa alias Abu Mohammad al-Julani, salah satu pemimpin baru Suriah setelah rezim Bashar al-Assad digulingkan. Israel menganggap pemerintah baru Suriah tidak sah. Foto/PBS

TEL AVIV – Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Gideon Sa'ar mengatakan rezim yang berkuasa di Damaskus setelah jatuhnya kekuasaan Presiden Bashar al-Assad adalah geng, bukan pemerintahan Suriah yang sah.

Menurutnya, negara Arab itu telah terpecah-pecah dan diganggu oleh faksi-faksi yang bersaing dan berideologi ekstremis.

“Realitas di Suriah belum stabil,” kata Sa'ar, seperti dikutip dari Pos YerusalemMinggu (29/12/2024).

“Rezim di Damaskus pada dasarnya adalah geng—bukan pemerintahan yang sah. Daerah lain, seperti Idlib, dikendalikan oleh kelompok-kelompok Islam dengan ideologi ekstrem,” paparnya.

Assad, yang melarikan diri bersama keluarganya ke Rusia, adalah anggota Alawi, kelompok etnoreligius Arab yang sebagian besar tinggal di Levant. Mereka menganut Alawisme, sekte agama yang memisahkan diri dari Islam Syiah awal pada abad ke-9.

Di antara tokoh-tokoh yang paling dikhawatirkan di Suriah, menurut Sa'ar, adalah Abu Mohammed al-Julani, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS)—yang sebelumnya bernama Front al-Nusra, kelompok yang memiliki hubungan historis dengan al-Qaeda .

Namun bos HTS itu telah diakui Barat sebagai pemimpin baru Suriah.

“Masyarakat internasional…

Tautan sumber

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini