Qatar telah mengatakan kepada kelompok militan Palestina Hamas dan Israel bahwa mereka akan menghentikan upayanya untuk menengahi gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera sampai mereka menunjukkan “kesediaan dan keseriusan” untuk melanjutkan perundingan, kata Kementerian Luar Negeri Qatar pada hari Sabtu.
Negara Teluk ini telah bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Mesir selama berbulan-bulan dalam perundingan yang sia-sia antara pihak-pihak yang bertikai di Gaza dan setiap pelepasan diri dari proses tersebut dapat semakin mempersulit upaya untuk mencapai kesepakatan.
Kementerian Qatar juga mengatakan laporan berita tentang masa depan kantor politik Hamas di Doha tidak akurat namun tidak memberikan rincian spesifik. Pada hari Jumat, Reuters mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan Washington telah meminta Qatar untuk mengusir kelompok tersebut dan bahwa Doha telah menyampaikan pesan ini kepada Hamas.
Seorang pejabat yang mengetahui masalah ini juga mengatakan pada hari Sabtu bahwa Qatar telah menyimpulkan bahwa, dengan terhentinya upaya mediasi, kantor politik Hamas di sana “tidak lagi memenuhi tujuannya.”
Namun tiga pejabat Hamas, yang berbicara secara off the record, mengatakan bahwa kelompok tersebut belum diberitahu oleh Qatar bahwa para pemimpinnya tidak lagi diterima di negara tersebut.
Qatar telah menjadi tuan rumah bagi para pemimpin politik Hamas sejak tahun 2012 sebagai bagian dari kesepakatan dengan AS, dan kehadiran kelompok tersebut di sana telah memfasilitasi kemajuan…