Setidaknya delapan perusahaan telekomunikasi AS dan puluhan negara telah terkena dampak minggu ini oleh apa yang disebut oleh pejabat tinggi Gedung Putih sebagai kampanye peretasan Tiongkok yang juga menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan pesan teks.
Pada jumpa pers hari Rabu, wakil penasihat keamanan nasional AS Anne Neuberger berbagi rincian tentang luasnya kampanye peretasan yang memberi para pejabat di Beijing akses ke pesan teks pribadi dan percakapan telepon dari sejumlah orang Amerika yang tidak diketahui jumlahnya.
Sekelompok peretas yang dikenal sebagai Salt Typhoon disalahkan atas serangan yang menargetkan perusahaan, termasuk AT&T, Verizon, dan Lumen Technologies. Pejabat Gedung Putih memperingatkan bahwa jumlah perusahaan telekomunikasi dan negara yang terkena dampak masih bisa bertambah.
Pakar keamanan siber Kanada yang sangat memperhatikan pelanggaran terbaru ini mengatakan bahwa beberapa praktik industri dan peraturan pemerintah yang mengizinkan organisasi intelijen mengakses sistem telekomunikasi adalah bagian dari masalah tersebut. Para ahli dan pejabat penegak hukum AS ini merekomendasikan agar masyarakat mengambil tindakan untuk melindungi pesan teks mereka.
“Serangan yang terjadi di Amerika Serikat merupakan cerminan dari kerentanan historis dan berkelanjutan dalam jaringan telekomunikasi di seluruh dunia, dan beberapa dari kerentanan tersebut diperburuk oleh pemerintah,” kata Kate Robertson, seorang pengacara dan peneliti senior di University of Toronto…