Serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 22 warga Palestina di Jalur Gaza pada hari Rabu, ketika pasukan Israel memperdalam serangan mereka ke kota Beit Hanoun di utara, memaksa sebagian besar penduduk yang tersisa untuk pergi.
Warga mengatakan pasukan Israel mengepung tempat penampungan yang menampung keluarga-keluarga pengungsi dan penduduk yang tersisa, yang diperkirakan berjumlah beberapa ribu orang, memerintahkan mereka menuju ke selatan melalui pos pemeriksaan yang memisahkan dua kota dan sebuah kamp pengungsi di utara dari Kota Gaza.
Laki-laki ditahan untuk diinterogasi, sementara perempuan dan anak-anak diizinkan melanjutkan perjalanan menuju Kota Gaza, kata warga dan petugas medis Palestina.
Kampanye Israel di utara Gaza, dan evakuasi puluhan ribu warga Palestina dari wilayah tersebut, telah memicu klaim dari warga Palestina bahwa mereka akan membersihkan wilayah tersebut untuk digunakan sebagai zona penyangga dan berpotensi untuk kembalinya pemukim Yahudi.
“Adegan bencana tahun 1948 terulang kembali. Israel mengulangi pembantaian, pengungsian dan penghancurannya,” kata Saed, 48 tahun, seorang warga Beit Lahiya, yang tiba di Kota Gaza pada hari Rabu.
“Gaza Utara diubah menjadi zona penyangga yang besar, Israel melakukan pembersihan etnis di bawah pengawasan dan pendengaran dunia yang tidak berdaya,” katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Saed merujuk pada perang Arab-Israel Timur Tengah tahun 1948 yang melahirkan negara Israel dan mengakibatkan ratusan ribu warga Palestina mengungsi dari…