CPerubahan iklim mengubah dunia, memperburuk tantangan global di bidang kesehatan, lapangan kerja, pendidikan, dan keselamatan pribadi. Namun para pemimpin dunia sering kali mengabaikan penyebab sebenarnya dari krisis iklim yang berdampak besar bagi masyarakat: perumahan mereka.

Bencana alam yang semakin parah, naiknya permukaan air laut, dan peristiwa cuaca ekstrem tidak hanya mengancam rumah-rumah yang ada namun juga meningkatkan biaya pembangunan dan pemeliharaan perumahan yang aman dan layak. Habitat for Humanity, melalui pekerjaan kami di lebih dari 70 negara, melihat secara langsung bagaimana keluarga berpenghasilan rendah—walaupun berkontribusi paling kecil terhadap emisi karbon global—sering menanggung beban perubahan iklim yang paling parah. Hal ini terutama berlaku bagi lebih dari satu miliar orang yang tinggal di daerah kumuh dan permukiman informal lainnya.

Namun ada kabar baiknya: komunitas-komunitas ini mempunyai solusinya, jika kita mau berhenti untuk benar-benar mendengarkan, mendengar bagaimana perubahan iklim berdampak pada kehidupan mereka sehari-hari dan berinvestasi dalam upaya skala besar untuk membuat lebih banyak rumah aman, sehat dan berketahanan.

Taruhannya sangat besar. Migrasi iklim dapat menyebabkan lebih dari 215 juta orang mengungsi di seluruh dunia pada tahun 2050, dengan dampak terbesar terhadap negara-negara berpendapatan rendah dan mengalami urbanisasi yang pesat. Bertentangan dengan kekhawatiran bahwa sebagian besar masyarakat yang terkena dampak perubahan iklim akan bermigrasi ke negara-negara berpendapatan tinggi, sebagian besar masyarakat tetap tinggal di wilayah mereka sendiri, banyak yang tinggal di rumah yang dibangun dengan buruk di permukiman informal. Daerah-daerah ini, sudah…

Tautan sumber

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini