memuat…
Masjid Nabawi pada mulanya dibangun sangat sederhana. Dinding dari bata jemur, langit-langit dari pelepah daun kurma dan tiang-tiangnya dari batang pohon kurma. Foto: Wikipedia
Masjid Nabawi di Madinah adalah pusat pemerintahan. Rasulullah SAW duduk di situ dalam mengatur segala persoalan umum, begitu juga di masa Khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khattab . Jika diperlukan musyawarah dengan mayoritas kaum Muslimin, maka diserukan azan bahwa salat sudah siap.
Setelah banyak orang berkumpul di Masjid, Nabi mengajak mereka bermusyawarah. Musyawarah demikian itu juga yang kemudian dilakukan oleh kedua orang penggantinya. “Juga Utsman meneruskan cara ini,” tulis Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul “Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan(Pustaka Litera AntarNusa, 1987).
Akan tetapi, kata Haekal, Utsman belum puas dengan pembangunan Masjid itu sebagai pusat pemerintahan, begitu juga pada masa Nabi dan kedua Khalifah itu. Malah ia menjelaskan akan melengkapi Masjid itu dengan lambang kewibawaan, sehingga dipandang pantas sebagai tempat yang akan mengeluarkan segala ketentuan kepada para petinggi di daerah-daerah yang tinggal di gedung-gedung mewah di Damsyik (Damaskus), Fustat, Kufah dan Basrah.
Masjid Nabawi pada mulanya dibangun sangat sederhana. Dinding dari bata jemur, langit-langit dari pelepah daun kurma dan tiang-tiangnya dari…