memuat…
Sungai itu yakin bahwa takdirnya sudah mencakup seluruh gurun itu, tetapi sejauh ini usahanya gagal. Ilustrasi: Ist
SEBUAHsungai, dari sumbernya di pegunungan yang jauh di sana, mengalir melewati berbagai pelosok negeri hingga akhirnya sampai di gurun pasir. Sama seperti ketika ia menghadapi setiap rintangan sebelumnya, ia mencoba yang satu ini, namun sia-sia karena kecepatan ia berlari menuju pasir, segera pula airnya menghilang.
Sungai itu yakin bahwa sudah takdirnya untuk melintasi gurun itu, tetapi sejauh ini usahanya gagal. Lalu, terdengarlah suara teredam berbisik, datangnya dari arah gurun: “Angin bisa seluruh gurun, sungai pun bisa.”
Sungai tidak sepakat, sebab keluhnya: meski dengan cepat ia menampilkan pasir, ia mendapati dirinya hanya terserap; angin bisa terbang, itu sebabnya angin bisa melintasi.
“Dengan caramu sepanjang ini kamu takkan bisa melewati gurun. Kalau tidak hilang, paling-paling kamu akan jadi rawa-rawa. Biarkan angin membawamu melintasi, menuju sasaranmu.”
Tetapi bagaimana hal itu mungkin terjadi? “Dengan memasrahkan dirimu menguap bersama angin.”
Sungai itu menolak gagasan itu. Bagaimanapun, sebelumnya ia belum pernah diserang oleh angin. Ia tak mau kehilangan dirinya. Lagi pula, sekali memastikan dirinya hilang, siapa yang bisa memperolehnya kembali?
“Angin,” kata pasir itu, “memerankan fungsi semacam itu. Ia…