Pejabat rumah sakit di Jalur Gaza mengatakan mereka sedang menghadapi peningkatan jumlah kasus kekurangan gizi di kalangan anak-anak di wilayah tersebut karena sedikitnya bantuan yang berhasil melewati penyeberangan dan bantuan yang masuk dijarah dengan kekerasan.
Mohammed Shaheen, seorang dokter perawatan intensif di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, mengatakan kasus malnutrisi di Jalur Gaza menjadi masalah yang lebih besar bagi rumah sakit.
“Mereka tidak bisa menangani semua pasien ini,” kata Shaheen.
Shaheen mengatakan rumah sakit tersebut, yang sudah beroperasi dengan kapasitas penuh di Deir al-Balah, harus memindahkan pasien ke rumah sakit lain yang kekurangan susu formula atau makanan untuk anak-anak.
Hanan Sobh, yang mengungsi dari Beit Lahiya di Gaza utara, melahirkan putranya secara prematur pada bulan Juni, sebulan sebelum tanggal kelahirannya. Sejak itu, putranya, Ahmad, kekurangan nutrisi untuk tumbuh.
“Berat badannya seharusnya bertambah berkat susu yang diberikan rumah sakit,” katanya kepada CBC News dari Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza tengah. “Beratnya sama seperti saat dia dilahirkan… tidak berubah.”
'Malnutrisi ada dimana-mana,' kata seorang ibu asal Palestina
Putranya, yang kini berusia lima bulan, ditempatkan di inkubator rumah sakit selama dua hari setelah ia dilahirkan. Dia tetap di rumah sakit dan terus menerima perawatan, kata Sobh.