Sebuah fintech di Afrika yang tumbuh berkat kekuatan tim penjualan langsung yang beranggotakan 30.000 orang, kini beralih ke negara yang menghasilkan keuntungan di negara sub-Sahara. Kini, M-KOPA, platform pembiayaan aset bayar sesuai pemakaian yang melayani 5 juta masyarakat Afrika yang tidak memiliki rekening bank, sedang melaju menuju tonggak sejarah besar: melampaui tingkat pendapatan tahunan sebesar $400 juta pada akhir tahun.
Fintech yang berkantor pusat di London ini mengakhiri tahun lalu dengan 4 juta pelanggan dan ARR sebesar $248 juta, menjadikan lompatan ini sangat penting mengingat latar belakang ekonomi yang sulit. Ketika mata uang anjlok terhadap dolar dan daya beli konsumen terhimpit oleh inflasi, mempertahankan pertumbuhan dalam dolar di pasar Afrika merupakan perjuangan yang berat. Namun, M-KOPA tidak hanya berhasil melewati kondisi ini – namun juga berkembang pesat.
Perusahaan berusia 13 tahun ini menawarkan ponsel pintar dan “aset produktif” lainnya melalui pembayaran mikro digital yang fleksibel, di mana pengguna membayar setiap hari berdasarkan seluruh harga barang dibagi 365 hari. Perusahaan ini mengklaim telah mencapai profitabilitas sejak tahun lalu di empat negara: Kenya, Uganda, Nigeria, dan Ghana. Afrika Selatan, tempat perusahaan ini dibuka sekitar setahun yang lalu, adalah pasar dengan pertumbuhan tercepat, kata Chief Commercial Officer (CCO) Mayur Patel kepada TechCrunch dalam sebuah wawancara.
Pertumbuhan M-KOPA disertai dengan sebuah peringatan. Tingkat gagal bayar, katanya, adalah sekitar 10% – sedikit lebih rendah dari rata-rata bank regional tetapi lebih tinggi dari standar pinjaman konsumen AS. Itu meningkatkan…