memuat…

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis membuat Kesultanan Demak gusar dan memutuskan untuk melakukan penyerangan. Foto/SINDOnews

JATIM – Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis membuat Kesultanan Demak prajurit berkuda. Pasalnya pelabuhan itu menjadi salah satu pelabuhan terbesar di dunia yang dilintasi berbagai pedagang dan nelayan se-antero bumi antara Benua Asia dan Australia.

Serangan pun disusun untuk mendaratkan Portugis di Malaka. Rencana itu disusun oleh raja kedua Demak yakni Pati Unus atau Yat Sun, yang dikenal juga sebagai Pangeran Sabrang Lor. Putra mahkota pendiri Kerajaan Demak Raden Patah itu menyiapkan armada besar.

Konon ada dua gelombang serangan besar Kesultanan Demak. Menariknya sebelum melakukan serangan ke Malaka, Pati Unus terlebih dahulu mengirimkan intel-intel atau mata-mata dari pedagang-pedagang Jawa.

Taktik itu sebagaimana dikutip dari “Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara” dari kisah Prof. Slamet Muljana, biasa dilakukan sebelum persiapan peperangan.

Yat Sun alias Pati Unus memimpin sendiri armada Demak ke Malaka pada tahun 1512. Bantuan masyarakat Jawa yang ada di Malaka, yang sangat diharapkan oleh Yat Sun, tidak datang, karena pemimpinnya, Patih Kadir, telah menyingkir ke Cirebon. Armada yang sudah telanjur datang di Malaka segera menghadap orang-orang Portugis yang telah siap menunggu di bentengnya.

Kapal-kapal yang mendekati…

Tautan sumber

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini