memuat…

Prof Quraish Shihab. Foto/Ilustrasi: Ist/mhy

Para ulama sepakat, kecuali beberapa di antara mereka, bahwa mukjizat utama Al-Quran yang diperhadapkan kepada masyarakat yang ditemui Rasul adalah dari segi bahasa dan sastranya yang mengungguli sastra bahasa yang dikenal Arab masyarakat ketika itu.

“Hal ini mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap metode penafsiran Al-Quran,” tulis Prof Dr M Quraish Shihab dalam bukunya berjudul “Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat(Mizan, 1996).

Menurutnya, jika kita menelusuri tafsir-tafsir Al-Quran sejak masa Muhammad bin Jarir Al-Thabari (251-310 H) sampai kepada masa Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935 M), kita akan membahas ciri-ciri utama yang menghimpun kitab-kitab tafsir tersebut adalah analisis redaksi.

Agaknya hal ini merupakan salah satu usaha untuk meletakkan dasar-dasar ilmiah bagi pemahaman umat Islam terhadap kemukjizatan tersebut, setelah ketinggian nilai sastranya tidak lagi dipahami secara naluri-fitri (alamiah) oleh orang-orang Arab sekalipun.

Hal ini akhirnya menimbulkan pendapat bahwa redaksi Al-Quran bukanlah sesuatu yang luar biasa, seperti teori Al-Shirfah yang dikemukakan oleh Al-Nazam (w. 835 H).

Teori ini menyatakan bahwa orang-orang Arab sebenarnya mampu menyusun kalimat-kalimat semacam Al-Quran. Tetapi, hal tersebut tidak terlaksana, karena Allah SWT melakukan campur tangan, dengan jalan mencabut…

Tautan sumber

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini