Voyager 1 saat ini menjelajahi ruang antarbintang pada jarak 15,5 miliar mil (24,9 miliar kilometer) dari Bumi. Berkomunikasi dengan objek terjauh buatan manusia dapat menjadi tantangan, namun tidak bagi teleskop yang dibuat untuk mendengarkan frekuensi rendah yang berasal dari kosmos.
Sebuah tim astronom amatir menggunakan teleskop radio Dwingeloo di Belanda untuk menerima sinyal dari Voyager 1 setelah kesalahan komunikasi memaksa pesawat ruang angkasa tersebut bergantung pada pemancar cadangan. Dwingeloo, yang dibangun pada tahun 1950-an, bergabung dengan kelompok teleskop elit yang mampu mendeteksi sinyal radio samar Voyager dari luar angkasa, sebuah kemampuan penting ketika antena NASA tidak dapat berkomunikasi dengan pesawat ruang angkasa.
Pada akhir Oktober, Voyager 1 tiba-tiba mematikan salah satu pemancar radionya, memaksa tim misi untuk mengandalkan unit cadangan—pemancar yang lebih lemah yang tidak digunakan sejak tahun 1981. Pemancar radio kedua Voyager, yang disebut S-band, memancarkan sinyal yang jauh lebih redup dibandingkan pemancar X-bandnya. Tim penerbangan di NASA tidak yakin sinyal S-band dapat dideteksi, karena jarak pesawat ruang angkasa saat ini jauh lebih jauh dibandingkan 43 tahun yang lalu. NASA menggunakan Deep Space Network untuk berkomunikasi dengan pesawat ruang angkasanya, namun rangkaian antena radio raksasa global dioptimalkan untuk sinyal frekuensi lebih tinggi.
Teleskop Dwingeloo, sebaliknya, adalah…