memuat…
Joohyun Moon, Profesor Teknik Energi di Departemen Universitas Dankook, Korea Selatan. Foto/istimewa
Profesor Teknik Energi di Departemen Universitas Dankook, Korea Selatan
KOREA Utara baru-baru ini mengejutkan komunitas internasional dengan laporan pengiriman pasukan ke Rusia di tengah perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Meskipun skala dan peran pasukan ini masih belum jelas, para ahli menyebutkan bahwa keterlibatan Korea Utara dapat berdampak signifikan pada perang Rusia-Ukraina serta dinamika keamanan di Semenanjung Korea.
Keputusan ini menunjukkan pengutamaan rezim terhadap tujuan militeristik daripada kesejahteraan rakyatnya, sehingga menimbulkan pertanyaan serius mengenai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara.
Pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia tampaknya didorong oleh beberapa motif strategi, dengan tujuan utama memperkuat aliansi dengan Moskow. Pada bulan Juni, sebuah “Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif” ditandatangani antara Korea Utara dan Rusia, yang kemudian diratifikasi oleh Duma Negara (Majelis Legislatif) Rusia pada bulan Oktober. Aliansi ini melampaui sekedar formalitas diplomatis.
Korea Utara tampaknya percaya bahwa aliansi dengan Rusia yang terbentuk di medan perang akan lebih menjamin masa depan. Pemerintahan Kim Jong-un kemungkinan besar percaya bahwa hanya hubungan mendalam dengan negara-negara yang kuat seperti Rusia yang dapat…