memuat…

Kala Muawiyah bin Yazid, pengganti Yazid menjadi khalifah di Damaskus, terdapat tiga peta kekuatan besar di dunia Islam. Ilustrasi: AI

Pasca tragedi Karbala, Abdullah bin Zubair atau Ibnu Zubair menyatakan dirinya sebagai khalifah yang sebenarnya. Pemerintahannya berpusat di Hijaz. Cucu Abu Bakar Ash-Shiddiq ini sempat menyala beberapa tahun namun berakhir tragis.

Pada awalnya, Ibnu Zubair adalah pendukung kekhalifahan Muawiyah namun menolak penunjukan Yazid sebagai khalifah. Menurut pendapatnya, Yazid bin Mu'awiyah bin Abi Sufyan itu adalah laki-laki yang terakhir kali bisa menjadi khalifah Muslimin, seandainya memang bisa.

Pandangannya ini memang beralasan, karena dalam soal apa pun juga, Yazid tidak karena! Tidak satupun kebaikan dapat menghapus dosa-dosanya yang diceritakan sejarah kepada kita, maka Ibnu Zubair pun menolak membai'at Yazid.

Kata-kata penolakannya terhadap Mu'awiyah sangat keras dan tegas. Dan apa pula katanya kepada Yazid yang telah naik menjadi khalifah dan mengirim utusannya kepada Ibnu Zubair mengancamnya dengan nasib buruk jika ia tidak membai'at pada Yazid. Ketika itu Ibnu Zubair memberikan penjelasannya: “Kapan pun, aku tidak akan bai’at kepada si pemabok”.

Kemudian katanya berpantun: “Terhadap hal bathil tiada tempat berlunak lembut kecuali bila geraham dapat mengunyah batu menjadi lembut”

O Hashem dalam “Muhammad Sang Nabi: Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad…

Tautan sumber

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini