Naiknya permukaan air laut menyebabkan kerusakan nyata pada masyarakat pesisir—namun kita juga harus khawatir dengan apa yang terjadi di depan mata kita, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian baru yang mengecewakan.
Penelitian baru dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA dan Departemen Pertahanan AS (DOD) menunjukkan bahwa air laut akan mencemari air tawar bawah tanah di sekitar 75 persen wilayah pesisir dunia pada akhir abad ini. Temuan mereka, diterbitkan akhir bulan lalu di Surat Penelitian Geofisikamenyoroti bagaimana kenaikan permukaan air laut dan penurunan curah hujan berkontribusi terhadap intrusi air asin.
Air tawar bawah tanah dan air asin laut menjaga keseimbangan unik di bawah garis pantai. Keseimbangan ini dipertahankan oleh tekanan laut di daratan serta curah hujan, yang mengisi kembali akuifer air tawar (lapisan bawah tanah bumi yang menyimpan air). Meskipun ada beberapa tumpang tindih antara air tawar dan air asin di zona transisi, keseimbangan biasanya menjaga setiap perairan tetap pada sisinya.
Namun, perubahan iklim memberikan keuntungan bagi air asin dalam bentuk dua perubahan lingkungan: naiknya permukaan laut, dan berkurangnya curah hujan akibat pemanasan global. Lebih sedikit curah hujan berarti akuifer tidak terisi kembali sepenuhnya, sehingga melemahkan kemampuan mereka untuk menahan masuknya air asin, yang disebut intrusi air asin, yang terjadi seiring dengan naiknya air laut…