memuat…

Makoto Uchida, presiden dan CEO Nissan Motor dan Toshihiro Mibe, presiden dan CEO Honda Motor, menghadiri konferensi pers bersama mereka di Tokyo. Foto: Reuters

JEPANG – Pabrikan Jepang terus membuka kemungkinan terjadinya konflik melawan pesatnya kemajuan teknologi mobil dari China.

Dua rakasasa otomotif Jepang yang menjadi rival dari Toyota, berencana meringankan beban perusahaan dengan cara bergetar. Mereka adalah Honda dan Nissan.

Nissan saat ini dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Pabrik mobil senilai USD9 miliar (Rp135 triliun) itu sedang melakukan berbagai perombakan darurat. Bahkan sudah disebut-sebut desas-desus.

Honda memang lebih baik. Pabrikan dengan valuasi USD40 miliar (sekitar Rp600 triliun) itu juga di bawah standar.

Menggabungkan kedua perusahaan akan memberikan ruang untuk memangkas biaya, meningkatkan pendapatan, dan berinvestasi lebih efisien dan efektif dalam kendaraan listrik dan teknologi lainnya.

Rencana perubahan haluan CEO Nissan Makoto Uchida melibatkan pemotongan 9.000 pekerjaan dan 20% kapasitas manufaktur.

Kemungkinannya hanya akan membawa margin operasi divisi otomotif menjadi 0,4% pada tahun fiskal Maret 2026, menurut perkiraan yang dikumpulkan oleh Visible Alpha.

Perusahaan juga tampaknya bersedia menjadikan Honda sebagai pemegang saham jangka panjang, Financial Times melaporkan awal pekan ini.

Margin operasi Honda di bisnis pembuatan mobilnya hanya 3,6% – jauh di…

Tautan sumber

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini