Hal ini bisa saja merupakan perjuangan prinsip untuk kebebasan berekspresi di India, namun pada akhirnya hal ini merupakan kesalahan birokrasi yang memaksa pengadilan tinggi di New Delhi membatalkan larangan impor produk karya Salman Rushdie yang telah berlaku selama 36 tahun. Ayat-ayat Setan.
Hal ini terjadi hanya karena tidak ada yang dapat menemukan perintah bea cukai yang asli.
Bahkan namanya pun terkesan birokratis dan biasa saja: pemberitahuan bea cukai India No. 405/12/88-CUS-III.
Namun dampak dari perintah tersebut, yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan India, sangat besar, menghentikan semua impor buku tersebut dan memulai reaksi berantai.
India, tempat kelahiran Rushdie, menjadi negara pertama yang melarang buku tersebut, hanya sembilan hari setelah diterbitkan pada bulan September 1988. Kemudian pada bulan Februari 1989, Pemimpin Tertinggi Iran saat itu, Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan fatwa agama yang disebut a fatwa yang memaksa penulisnya bersembunyi.
Novel realisme magis yang terinspirasi dari kehidupan Nabi Muhammad SAW ini dianggap menghujat para pemimpin Islam dan memicu protes serta pembakaran buku.
Rushdie, sekarang berusia 77 tahun, secara bertahap keluar dari persembunyiannya dan melanjutkan kehidupan normal, tetapi penulisnya…