memuat…

JAKARTA – Indonesia berada pada posisi strategis dalam tren transisi energi global dengan mengembangkan industri hilirisasi tembaga. Langkah ini dinilai mampu mendukung teknologi rendah karbon sekaligus meningkatkan nilai tambah ekonomi nasional.

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mencatat bahwa ekosistem hilirisasi tembaga di Indonesia telah berkembang secara signifikan dan memiliki potensi strategi besar untuk menjawab kebutuhan pasar global.

Direktur Eksekutif INDEF, Esther Sri Astuti, menyebut Indonesia menempati posisi ke-10 dengan kepemilikan sekitar 3persen dari total cadangan tembaga dunia, setara dengan 24.000 ton.

”Sejajar dengan Tiongkok dan berada di atas negara-negara seperti Kazakhstan, Zambia, dan Kanada. Sisa cadangan global sebesar 22persen tersebar di berbagai negara lainnya. Meskipun bukan merupakan pemilik cadangan tembaga terbesar, posisi Indonesia cukup strategis dalam industri tembaga global,” kata Esther.

Lebih lanjut Esther mengatakan, besarnya cadangan yang dimiliki memberikan fondasi yang kuat bagi Indonesia untuk mengembangkan industri tembaga yang terintegrasi dan berkelanjutan. “Posisi Indonesia sebagai pemilik cadangan tembaga terbesar ke-10 di dunia menunjukkan potensi signifikan dalam industri tembaga global,”ujar Esther.

Seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi rendah karbon, kebutuhan global terhadap tembaga terus meningkat….

Tautan sumber

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini